Tiga Kebiasaan Baik yang Harus Dimulai Sejak Dini

Terinspirasi dari Buku Ceritanya Una (Buku Pipo) untuk membiasakan anak mengucapkan tolong, terimakasih, dan maaf


Penulis: Ika Desi Budiarti; Terbit di: DENPOST; Tanggal: 01 Juli 2016

.

Tiga Kebiasaan Baik yang Harus Dimulai Sejak Dini

Anak adalah investasi masa depan bangsa. Bangsa yang unggul dilihat dari karakter unggul anak-anak penerus bangsa. Pendidikan anak pertama kali dimulai dari rumah, bersama keluarga. Sebelum memasuki usia sekolah, anak akan belajar banyak bersama keluarganya. Begitu pula saat sudah bersekolah pun sebagian besar waktunya akan dihabiskan di lingkungan keluarga. Tidak bisa dipungkiri bahwa keluargalah pembentuk karakter utama anak.

Anak pertama kali belajar dari mencontoh apa yang diperbuat orang tuanya. Meniru secara berulang apa yang diucapkan dan dilaksanakan oleh orang tuanya. Kegiatan meniru ini lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang sudah terbiasa dilakukan akan membentuk karakter anak. Syukur jika yang ditiru anak adalah kebiasaan yang baik sehingga akan membentuk karakter baik anak. Bagaimana jika kebiasaan yang melekat adalah kebiasaan yang buruk?

Inilah tugas terbesar orang tua, sebagai role model yang akan selalu ditiru anak, terutama pada lima tahun pertama periode emas anak. Orang tua hendaknya memberi contoh kebiasaan yang baik bagi anak. Dan menjadikan kebiasaan yang baik tersebut sebagai bagian dari keseharian. Ada tiga kebiasaan baik yang bagus dan tepat dikenalkan kepada anak sejak dini, bahkan sejak bayi, yaitu belajar mengatakan tolong, belajar mengatakan terimakasih, dan belajar mengatakan maaf.

Mengatakan tolong akan membentuk karakter anak untuk selalu rendah hati. Mengajarkan kepada anak bahwa manusia adalah mahluk sosial yang akan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Dan juga mengajarkan kepada anak untuk berkompromi terhadap segala keinginannya. Bahwa keinginannya tidak akan terpenuhi dengan memerintah orang lain atau dengan menangis. Cara sederhana untuk membiasakan mengatakan tolong, misalnya saat anak meminta susu, ajarkan anak untuk mengucapakan “Ibu tolong buatkan aku susu”.

Mengatakan maaf akan membentuk karakter anak untuk tidak sombong. Mengajarkan anak bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Dalam keseharian, semisal anak melakukan tindakan yang kurang baik, ajarkan secara pelan-pelan untuk mengucapkan maaf dan berikan alasan yang tepat dan masuk ke logika anak kenapa dia harus mengucapkan maaf.

Mengatakan terimakasih akan membentuk karakter anak untuk menghargai orang lain. Mengajarkan anak untuk berempati kepada lingkungan sekitarnya serta mengajarkan anak untuk hormat dan sopan kepada siapapun. Contoh sederhananya adalah setelah anak dibuatkan susu, ajarkan untuk mengatakan “Terimakasih Ibu sudah membuatkanku susu”.

Tiga kebiasaan ini terlihat mudah untuk diterapkan menjadi kebiasaan. Akan tetapi pelaksanaannya dilapangan penuh tantangan dari anak-anak, terutama dalam mempertahankan kekonsistenan agar mengarah menjadi kebiasaan baik. Banyak orang tua memilih mengabaikan tiga kebiasaan ini dengan alasan, bahwa anakknya terlalu kecil dan belum paham makna kebiasaan tersebut. Ada juga yang tidak tahan melihat rengekan anak jika harus menerapkan kebiasaan ini. Padahal kunci utama membentuk kebiasaan baik ini agar menjadi karakter unggul penerus bangsa adalah disiplin dan konsistensi orang tua dalam menerapkannya.

Selain itu dalam pelaksanaannya, tidak boleh hanya anak saja yang diminta untuk terbiasa mengatakan tolong, maaf, dan terimakasih. Tetapi orang tua juga hendaknya menjadikan tolong, maaf, dan terimakasih sebagai kebiasaan dan gaya hidup. Tidak boleh beranggapan karena lebih tua jadi tidak pernah salah dan tidak wajib mengatakan tolong, maaf, dan terimakasih. Jika orang tua memang butuh bantuan anak, katakanlah tolong bukan menggunakan nada memerintah. Jika orang tua ada melakukan kesalahan, jangan segan meminta maaf kepada anak. Dan jangan pelit mengucapkan terimakasih atas setiap usaha dari anak.

Rendah hati, bisa berkopromi, tidak sombong, saling menghargai, dan empati adalah karakter-karakter yang baik bukan? Karakter-karakter yang bisa dibentuk dengan melakukan kebiasaan mengatakan tolong, maaf, dan terimakasih sejak dini secara konsisten antara anak dan orang tua dalam keluarga. Karakter baik dimulai dari kebiasaan baik. Kebiasaan baik bermula dari pembiasaan hal-hal yang baik. Pembiasaan yang dilakukan sejak dini tentunya akan berimbas dan melekat lebih dalam pada karakter seseorang anak yang merupakan penerus bangsa ini.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan