Pendidik bertugas mengantarkan murid untuk menjadi berdaya dan menjadi manusia merdeka. Menurut Ki Hadjar Dewantara, manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung pada orang lain. Menjadi manusia merdeka dapat dicapai melalui proses pendidikan, dimana pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Anak-anak kita saat ini sebagian besar adalah anak digital native, yang fasih berselancar dalam dunia digital untuk mencari sumber belajar dan informasi baru. Sehingganyalah dalam situasi seperti ini pendidikan perlu menyelaraskan diri agar relevan dengan konteks murid dan zaman. Mengapa hal ini penting? Mengutip peryataan Ki Hadjar Dewantara kembali, bahwa kehidupan kita saat ini adalah buah dari pendidikan yang kita terima saat anak-anak dan juga bahwa pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat sekaligus instrumen tumbuhnya unsur-unsur peradaban. Yang jika kita maknai, berarti sebagai pendidik kita harus selalu sadar bahwa murid-murid kita saat ini, akan menjadi bagian dari masyarakat di masa depan. Bisa dikatakan peran pendidik tersebut sangat krusial, yaitu mendidik rakyat. Jadi dalam proses menemani siswa, setiap hal kecil yang kita sampaikan pada murid akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak di saat dewasa kelak.
Mari berefleksi bersama? Sudahkah kita selama ini membersamai murid dengan baik, dalam artian menemani murid untuk berdaya upaya memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh (jasmani) murid? Atau apakah kita, baik orangtua, pendidik, ataupun masyarakat selama ini hanya berfokus pada keterampilan berpikir atau aspek kognitif saja?
Murid memiliki kodrat sendiri untuk hidup dan tumbuh. Kita tidak dapat menentukan dan berkehendak akan hidup ataupun tumbuhnya murid. Jika diibaratkan pendidik adalah seorang petani. Petani yang menanam padi dapat mengusahakan kondisi terbaik agar padi dapat tumbuh subur sesuai kodratnya. Tetapi petani yang menanam padi tidak akan dapat mengharapkan padi yang ditanamnya berbuah jagung. Namun realitanya, kadang kita masih mengikuti praktik-praktik pembelajaran masa lampau yang menyamaratakan potensi murid, yang menyamaratakan kebutuhan belajar murid. Kita tidak mungkin meminta seekor ikan untuk pandai terbang bukan?
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memberikan hak dan kesempatan belajar murid sesuai minat dan bakatnya. Murid hendaknya dipandang sebagai manusia secara utuh. Dimana kita tidak cukup membekali murid pada keterampilan yang berorientasi kognitif saja, tetapi juga mendampingi murid dalam mengembangkan kekuatan batinnya seperti sosial, emosional, dan empati. Keseimbangan antara perkembangan kognitif, batin, dan jasmani harus terjadi dalam diri siswa, sehingga murid dapat berkehendak untuk tujuan belajarnya, mampu mengembangkan kerjasama, membangun empati, menghargai sesama, melakukan refleksi diri untuk pengembangan diri, serta dapat berkontribusi pada lingkungan sosialnya. Bisa dikatakan pendidikan akan mengantarkan murid untuk siap hidup dan mampu mengisi zamannya.
Pendidikan adalah proses yang dinamis, yang terus berubah dan berkembang sesuai dengan kondisi zaman dan murid. Kita berperan penting dalam memfasilitasi murid agar dapat melihat hubungan antara dirinya dengan lingkungan, masalah, dan potensi yang terhubung dengan dirinya. Hal yang dapat kita lakukan untuk memantapkan diri dalam mendampingi murid dalam prosesnya yaitu :
- mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid
- bersedia untuk terus belajar
- mampu mengenali kekuatan dan kelemahan diri
- bersikap adaptif terhadap perubahan
- mampu menuntun tumbuh dan hidup kekuatan kodrat murid
Kita, murid, orangtua, masyarakat, untuk mencapai tujuan manusia merdeka harus memiliki modal kemampuan berpikir dan bernalar yang baik, serta berbudi pekerti yang baik pula. Dan itu semua butuh sinergi semua pihak, baik keluarga, sekolah, dan juga masyarakat untuk mewujudkan lingkungan pembelajaran yang optimal bagi murid. Sebab semua guru, semua siswa, setiap tempat adalah sekolah, dan setiap waktu adalah jam belajar.
Aksi Nyata Merdeka Belajar oleh Ika Desi Budiarti
Terima kasih telah menyimak paparan hasil belajar mandiri saya pada Platform Merdeka Mengajar Topik Merdeka Belajar. Mohon berikan umpan balik pada formulir berikut.
Tinggalkan Balasan