
Belajar di rumah, belajar di sekolah, tetaplah harus berpihak kepada anak, dengan memastikan anak mendapatkan personalisasi pengalaman belajar yang bermakna (meaningfull learning) sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Prinsip ini wajib kita pegang saat menemani anak-anak dalam pembelajarannya.
Sepanjang pelaksanaan pembelajaran daring, saya sempat mencoba berbagai aplikasi konferensi video yang ringan aksesnya untuk anak-anak. Semester lalu saya menggunakan zoom meeting. Kemudian saya kenalkan dengan streamyard, dan semester ini kesepakatan di sekolah menggunakan google meet.
Pada prisipnya jenis aplikasi penggunaan konferensi video manapun sama baiknya. Sekarang tergantung kita sebagai guru mampu mengemas sesi konferensi video menjadi tidak membosankan. Ada banyak ragam jenis kegiatan dan tools interaktif yang bisa kita integrasikan dalam konferensi video. Dan penggunaan konferensi video sama esensinya dengan kegiatan pembelajaran di kelas, bukan lagi siswa yang mendengarkan penjelasan guru, tetapi siswalah yang memiliki ruang dan waktu selam konferensi video untuk mengeksplore dirinya.
Jadi konferensi video anti bosan tidak tergantung pada aplikasinya tetapi tergantung pada bagaimana cara guru mengemas kegiatan pembelajaran.
Tinggalkan Balasan