
Setelah melewati tahapan penilaian terhadap 30 peserta PembaTIK Level 4 Tahun 2020, akhirnya Jumat, 20 November 2020 pihak Pusdatin Kemdikbud merilis kandidat Duta Rumah Belajar untuk 34 provinsi di seluruh Indonesia. Di masing-masing provinsi terdapat masing-masing 5 orang kandidat Duta Rumah Belajar 2020. Daftar lengkap Kandidat Duta Rumah Belajar 2020 bisa dilihat pada link berikut : Undangan Kandidat DRB 2020
Selanjutnya para kandidat diminta mengisi formulir Curicullum Vitae, Critical Incident, dan Rencana Aksi 1 Tahun seperti yang terlampir pada surat Undangan. Dan pada tanggal 24 dan 25 November 2020 akan ada sesi unjuk kerja dan wawancara substansi kepada masing-masing kandidat oleh pihak Pusdatin. Berikut adalah kandidat Duta Rumah belajar 2020 dari Provinsi Bali.
Berada di level ini, tentunya pencapaian yang tidak terduga sekaligus membanggakan. Ini bukan mutlak usaha sendiri tapi ada campur tangan dan urun pertolongan dari banyak pihak. Kolaborasi dan berbagi menjadi jalan kami menapaki rangkaian PembaTIK Level 4. Berbagi dari hati bukan sekedar aktualisasi diri. Bercengkerama dengan tim-tim kolaborasi yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Cerita-cerita seru penuh manfaat dibalik diskusi dengan rekan alumni PIKIMat 2019, tim BBRB IGI Bali, tim Berbagi itu Indah, sahabat dari nun jauh di timur dari Papua dan Papua Barat, rekan MGMP Matematika Denpasar, Badung, dan Tabanan, serta tak lupa tim Ngopi Pahits yang memberikan inspirasi paling Hits. Terasa mengulang kembali perkenalan awal dengan Rumah Belajar.
Tepatnya akhir tahun 2018 dalam event SMANSAKU EXPO saya berada dalam satu ruangan yang sama dengan DRBN Bali 2018, Bapak Nyoman Haryantara. Disanalah pertama kali mendengar Rumah Belajar dan tergerak untuk mengenalnya lebih jauh. Tahun 2019, saya mencoba mengikuti kegiatan PembaTIK, dan tak disangka lolos hingga menjadi Sahabat Rumah Belajar provinsi Bali Tahun 2019. Penguatan akan pemahaman bahwa apa yang saya lakukan dengan anak-anak dalam belajarnya dengan memanfaatkan TIK selama ini tidaklah salah, saya dapatkan melalui kegiatan PembaTIK ini. Saya memang sudah menerapkan pembelajaran berbasis TIK sejak 2011. Mendapat cibiran bahwa apa yang saya lakukan sia-sia, bukan hal baru lagi. Tapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat saya untu membersamai anak-anak dalam belajar sesuai dengan zamannya. Dan saya ingat saat Bimtek PembaTIK yang dihadiri oleh Bapak Gogot Suharwoto selaku Kepala Pustekkom di Seminyak kala itu. Beliau menyatakan bahwa saat ini ketersediaan konten positif yang layak untuk anak-anak kita kuantitasnya jauh dibawah ketersedian konten-konten negatif yang bisa dengan gampang dapat diakses oleh anak-anak. Wah, ternyata pelayanan yang saya lakukan untuk anak-anak selama ini masih kurang. Pemahaman akan pernyataannya Pak Gogot ini yang memotivasi saya, bahwa sudah bukan saatnya lagi saya menjadi hanya guru “pemakai” konten, tapi harus mau mengupgrade diri menjadi kreator atau bahkan kolaborator. Sudah bukan saatnya lagi saya mengeluh, “Ah minim konten… Ah konten tidak bagus” Sekarang saatnya kita bersama memberi sumbangsih untuk negeri dengan cara menyumbang ide melalui karya nyata, yaitu konten positif. Dan jalan itu disediakan oleh Rumah Belajar.
Ya, dari Rumah Belajar kita dilatih menjadi kreator yang layak untuk anak-anak kita. Dari Rumah Belajar kita diajak untuk berkolaborasi bukan sekedar berkompetisi. Dari Rumah Belajar kita dapat mengabdi dan melayani anak-anak, yang tidak hanya di sekitar kita, tapi juga diseluruh pelosok negeri. Dengan Rumah Belajar kita dapat membantu sesama rekan-rekan guru lain. Rumah Belajar menyediakan kita jalan untuk berbagi dan menabung karma baik. Jalan untuk membangun negeri dan berkontribusi kepada negeri ini. Tidak perlu memikirkan besar kecil sumbangsihnya, asal kita bersama-sama, memiliki keoptimisan yang sama, maka peran serta tersebut akan terasa besar manfaatnya.
Saya mengutip pernyataan salah satu rekan Sahabat Rumah Belajar Bali, yang kami amini bersama, menjadi Duta Rumah Belajar hanyalah bonus, tapi Sahabat Rumah Belajar adalah bintangnya. Jadi entah menjadi Sahabat Rumah Belajar ataupun menjadi Duta Rumah Belajar, berarti memantaskan diri untuk siap berbagi tanpa pamrih terkait pemahaman dan penguasaan yang kita miliki, utamanya dalam hal TIK. Menjadi Duta Rumah Belajar bukan sekedar status dimata komunitas, tetapi ada tanggung jawab dan pengabdian yang harus melandasi. Menjadi Duta Rumah Belajar merupakan jalan pelayanan yang positif dan menebar manfaat, baik bagi kita, bagi rekan guru lain, bagi anak-anak penerus bangsa ini, dah bahkan bagi masyarakat sebagai mitra sekolah. Dan pastinya kami semua siap dalam menemani anak-anak hebat Indonesia yang merdeka dan berbahagia untuk belajar sesuai kodrat nyatanya.
Mari menebar manfaat melalui Rumah Belajar. Tidak perlu menunggu “sempurna” untuk bisa berbagi. Mari berjuang bersama menusantarakan Rumah Belajar.
Merdeka Belajarnya
Rumah Belajar Portalnya
Maju Indonesia
Tinggalkan Balasan