Flipped Classroom Seru Bersama Rumah Belajar

Flipped Classroom secara harfiah diterjemahkan sebagai kelas terbalik. Pembelajaran kelas terbalik dalam hal ini adalah membalik prosedur pendekatan pembelajaran yang berlangsung secara umum. Dari yang satu model pembelajaran di lakukan secara utuh di kelas, menjadi bisa mendahului pembelajaran di kelas dan juga bisa mengulang kembali pembelajaran di kelas tanpa terbatas waktu. Pada pembelajaran tradisional, siswa akan mengeskplorasi, berdiskusi, dan menyimpulkan materi pembelajaran di kelas. Kemudian mengerjakan tugas di rumah. Akan tetapi pada flipped classroom, siswa dapat memulai kelas di rumah dengan cara menonton video yang di upload guru, mencatat point-point penting, dan berdiskusi bersama secara online. Sedangkan di sekolah nantinya siswa dan guru hanya mendiskusikan hal-hal yang belum dipahami siswa dari hasil belajarnya di rumah, atau mengerjakan soal latihan yang tingkat kesukarannya lebih tinggi.

Fulton (2012) menyatakan beberapa alasan mengapa menerapkan pembelajaran flipped classroom itu penting, diantaranya: (1) siswa dapat memahami materi dengan langkah mereka masing-masing; (2) mengerjakan “latihan” di kelas membuat guru lebih mengetahui kemampuan pemahaman siswa, baik kesulitan belajar ataupun gaya belajarnya; (3) guru dapat menyesuaikan dan memperbarui kurikulum serta menyediakannya bagi siswa selama 24 jam setiap harinya; (4) siswa dapat mengakses pembelajaran beberapa guru dengan keahliannya masing-masing; (5) perkembangan flipped classroom yang dilakukan oleh guru dilihat secara profesional dan saling melihat video antar guru dan pembelajarnya; (6) waktu di kelas dapat digunakan secara lebih efektif dan kreatif; (7) orang tua dapat memantau belajar anaknya; dan (8) pencapaian siswa yang meningkat sehingga merangsang siswa untuk mempelajari matematika dengan level yang lebih tinggi; (9) mempelajari teori yang mendukung pendekatan pembelajar terkini, dan (10) menggunakan teknologi secara fleksible memang sesuai dengen karakteristik pembelajaran abad 21.

Senada dengan Fulton, Bregmann dan Sams (2012) menyatakan kelebihan pembelajaran flipped classroom, yaitu: (1) dapat membantu siswa meningkatkan kemampuannya; (2) memungkinkan siswa mem-pause dan me-rewind guru; (3) meningkatkan interaksi antara guru dan siswa; (4) memungkinkan guru mengetahui kelebihan siswa; (5) meningkatkan interaksi antar sesama siswa; (6) memungkinkan semua variasi yang ada di dalam kelas; (7) mengubah manajemen kelas yang digunakan; (8) mengubah cara berbicara kepada orang tua; (9) mendidik orang tua; (10) membuat kelas menjadi lebih transparan dan terbuka; dan (11) teknik terbaik untuk guru yang tidak dapat menghadiri kelas. Jadi, dapat dikatakan pembelajaran model flipped classroom merupakan model pembelajaran yang sesuai tuntutan Revolusi Industri 4.0 dan karakteristik siswa kita yang digital native, karena memanfaatkan dan membiasakan siswa dengan teknologi dalam pelaksanaannya.

belajar-mandiriSiswa belajar madiri sebelum kelas berlangsung

Gunyou (2015) memberikan contoh penerapan flipped classroom dengan menggunakan materi dalam bentuk video, dimana siswa memiliki keleluasaan waktu dalam belajar dari video ini. Selain itu, juga disediakan kuis untu mengetahui perkembangan belajar siswa. Pembelajaran aktif di kelas juga tetap dirancang sebagai sarana diskusi materi yang belum dipahami, penguatan terhadap materi yang terdapat dalam video yang sudah dipelajari sebelumnya. Diterapkan pula sesi pembelajaran aktif yaitu siswa mengerjakan tugas secara berkelompok. Selain itu juga diadakannya tutor untuk waktu tertentu bagi siswa yang membutuhkan tambahan penjelasan materi yang telah diberikan, kegiatan tutor yang diberikan berupa pengajuan pertanyaan secara langsung atau pun secara online.

siswa presentasiSiswa mempresentasikan resume hasil belajar mandirinya

Dalam masa pandemi dan siswa melaksanakan pembelajaran jarak jauh, pembelajaran model flipped classroom direkomendasikan untuk diterapkan bersama siswa.  Secara singkat langkah-langkah pembelajaran flipped classroom dapat dijabarkan sebagai berikut:

  • sebelum kelas dimulai, siswa mengakses dan mempelajari materi pembelajaran melalui video ataupun konten lainnya yang telah diunggah guru dan kemudian mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan terkait materi tersebut,
  • awal kelas, siswa mendiskusikan permasalah-permasalahan yang mereka temukan dari langkah sebelumnya hingga menemukan simpulan bersama atas konsep yang didiskusikan,
  • saat kelas berlangsung, siswa berdiskusi untuk berlatih meningkatkan kemampuan mereka berdasarkan konsep yang telah disepakati pada langkah sebelumnya, dan
  • setelah kelas, siswa dibimbing untuk meningkatkan kemampuannya baik dengan cara mengulang pembelajaran ataupun menerapkan pada aspek yang berbeda, baik secara online ataupun offline.

Terkait dengan Rumah Belajar, sumber belajar dari Rumah Belajar dapat menjadi bahan belajar yang digunakan siswa pada saat sesi belajar mandiri sebelum kegiatan di kelas berlangsung. Sumber belajar ini pun dapat dipadukan dengan digital tools interaktif seperti Live Worksheets atau H5P agar pada saat proses penemuan konsep anak-anak tidak monoton hanya sekedar menonton video atau sejenisnya. Sedangkan bank soal pada Rumah Belajar dapat dimanfaatkan pada saat kelas berlangsung untuk berlatih meningkatkan kompetensi anak, ataupun juga setelah kelas berlangsung. Contoh kolaborasi Rumah Belajar dengan H5P pada blog bisa dilihat pada link berikut : Persamaan Trigonometri

h5pLembar Kerja online yang diisi siswa setelah menonton video dari Sumber Belajar

Referensi :
Fulton, K.P. 2012. 10 Reason to Flip. The Phi Delta Kappan, 94 (2), 20 – 24.
Bregmann, J & Sams, A. 2012. Flip Your Classroom: reach every student in every class everyday. USA: ISTE.ASCD
Gunyou, J. 2015. I Flipped Mya Classrom: One Teacher’s Quest to Remain Relevant. Journal of Public Affairs Education, 21 (1), 13 – 24.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan